Sekitar 70 tahun yang lalu, beberapa keluarga nelayan pindah dari Madura ke pesisir timur Jawa karena melimpahnya kehidupan laut. Saat cuaca buruk, setelah semua jaring diperbaiki, mereka mulai membuat kerajinan tangan dari cangkang kerang yang dibuang. Kerang Capiz, atau Tiram Jingle, tumbuh seperti rumput liar di dasar laut dangkal. Sebelum para nelayan berkreasi, kerang-kerang tersebut hanya dikumpulkan untuk diambil dagingnya dan cangkangnya dibuang. Kini, tidak ada yang terbuang sia-sia.

Tiram-tiram gemerincing ini dipotong dan diwarnai untuk lonceng angin, lalu dibentuk menjadi mangkuk salad dan piring saji oleh mitra kami yang dulunya nelayan dan kini menjadi pengrajin. Cangkang tiram disiapkan oleh para pengrajin ini dan dikirim ke bengkel fair trade internal kami di Bali untuk diselesaikan dan dirakit menjadi lonceng angin.

Kami sangat senang bisa memberikan sebagian pekerjaan merangkai kepada anggota masyarakat setempat lainnya. Ini merupakan cara yang bagus bagi para ibu rumah tangga untuk memperoleh penghasilan tambahan guna menafkahi keluarga mereka.

  • Nelayan perajin Madura di atas perahu warna-warni mereka di Jawa

  • Tim internal kami sedang mengerjakan lonceng angin di bengkel kami di Bali

  • Iluh, manajer produksi lonceng angin kami sedang merangkai lonceng

  • Memeriksa bahan baku

Toko Capiz